Perancangan Tiang Lampu Jalan dalam Mengurangi Resiko Kecelakaan
Perancangan Tiang Lampu Jalan dalam
Mengurangi Resiko Kecelakaan
Biasanya
tiang lampu jalan hanya memiliki satu pekerjaan: membantu pengguna jalan. Terbuat
dari kayu ataupun logam, tiang lampu jalan harus mampu menahan angin, badai,
tsunami, dan gempa bumi.
Lebih
luas lagi, tiang lampu jalan dirancang untuk melakukan sesuatu yang penting namun
menyimpang dari fungsi utama mereka: ketika ditabrak oleh kendaraan, tiang
lampu jalan harus jatuh dengan benar agar mengurangi kerusakan kendaraan dan
menyelamatkan nyawa. Satu teknologi yang digunakan untuk mencapai hal ini
adalah sistem slip base.
Daripada
menggunakan satu tiang utuh, slip base
menggabung dua tiang melalui pelat konektor. Sambungan ini memungkinkan tiang
lampu jalan untuk patah titik yang dimaksudkan.
Titik
patah terletak dekat dengan permukaan tanah. Ketika tiang bagian atas
‘dihajar’, pelat dan baut terlepas. Hal ini membuat tiang bagian atas terlempar
keluar saat ada kendaraan menabraknya.
Saat
terjadi kecelakaan, sistem ini sangat mengurangi resiko mobil dan pengemudinya,
menyelamatkan nyawa pengemudi dan penumpang. Setelah tabrakan, sistem ini membuat
perbaikan infrastruktur selanjutnya lebih mudah juga: dalam banyak kasus, tiang
lampu jalan yang baru dapat dibaut ke tiang pangkalan yang tidak rusak ini.
Sistem
slip secara spesifik memiringkan pelat yang tergabung pada sudut 10 hingga 20
derajat relatif terhadap tanah. Desain ini dioptimalkan untuk tabrakan dari
arah yang diasumsikan. Alih-alih membengkok ke samping, tiang justru terlempar
ke udara.
Slip base yang dipasangkan dengan koneksi atas yang berengsel
dapat membantu menjaga infrastruktur, seperti saluran telepon yang beroperasi
di bagian atas tiang utilitas.
Namun,
sistem slip base memiliki
keterbatasan. Slip base miring,
misalnya, berfungsi baik jika arah tabrakan bisa diprediksi. Jika terhantam
pada sudut yang tidak terduga, maka mungkin tidak seperti yang direncanakan.
Sistem
ini bergantung pada pemasang yang benar dalam memasang baut konektor. Jika
bautnya terlalu longgar, angin kencang bisa menjatuhkan tiang lampu jalan. Jika
bautnya terlalu kencang, pelat bisa tidak tergelincir dan bautnya gagal patah.
Selain itu, baut yang terlalu longgar atau terlalu kencang dapat mencegah
sistem selip dari menjalankan fungsi penting lainnya: memperlambat kendaraan
yang menabrak.
Singkatnya:
sistem slip yang diimplementasikan dengan baik pada tiang lampu jalan dapat menggunakan kekuatan
normal agar tiang atas lepas sementara juga menggunakan gaya gesek untuk
memperlambat mobil yang menabrak. Torsi baut yang tepat memungkinkan gaya ini
bekerja seperti yang diharapkan. Keahlian pemasang menjadi bagian penting untuk
keseluruhan sistem.
Sekarang
ini, pendekatan yang umum untuk memecahkan masalah arah dan torsi melibatkan
penggunaan hal-hal seperti baut pemisahan, yang merupakan elemen rekayasa yang
dirancang untuk mematah pada titik stres tertentu. Kemampuan baut ini untuk
patah dengan benar tidak terlalu bergantung pada arah atau sudut tumbukan. Baut
pemisahan juga mengurangi tekanan pemasang, karena torsi yang tepat bukan lagi
faktor penting dalam memisah koneksi plat-ke-plat kritis.
Selain
menambah fungsi bagi tiang lampu jalan, tiang juga perlu diperhatikan dalam
hal-hal yang tidak diduga. Bagaimanapun juga kita tidak bisa menghindari
kecelakaan di jalan raya sampai 100%. Setiap 0.01% peluang kecelakaan harus
diperhitungkan. Kemungkinan kendaraan menabrak tiang lampu jalan juga cukup
besar. Maka sudah wajar sistem slip base dipasang
di setiap tiang lampu jalan di banyak tempat. Dibutuhkan juga seseorang yang
ahli di bidangnya, agar perhitungan sudut tabrakan bisa dihitung dengan tepat
dan sistem slip base bisa bekerja
dengan baik.
Kami Selalu Siap Melayani Anda
Lelly 0812-9628-7105
infotiangpju@gmail.com
Office : LTC Glodok Lt 1 Blok C38 No.5 Hayam Wuruk Jakarta
Manufacturing : Lembang Sari Kebon Kelapa Kp. Guha No. 13, Kec. Rajeg Tangerang – Banten
Komentar
Posting Komentar
Terima kasih sudah berkunjung